Keluarga menjadi unit sosial terkecil yang ada dalam sebuah masyarakat. Proses sosialisasi pertama kali dilakukan dalam keluarga. Pakem-pakem benar atau salahnya dalam suatu masyarakat, agama dan negara akan diajarkan orang tua kepada anaknya. Dengan demikian, hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kepribadian sang anak di masa mendatang.
Proses sosialisasi ini dimulai dengan proses belajar adaptasi dan mengikuti setiap hal yang diajarkan oleh orang-orang sekitar lingkungan keluarganya, seperti sopan santun, adab dalam melakukan suatu hal, cara berfikir, bertindak setiap keluarga memiliki standarisasi masing-masing. Melalui lingkungan keluarga inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup sehari-hari.
Baca juga ini: peran pendidikan karakter dalam kepribadian
Setiap orang tua pastilah memberikan perhatian khusus dalm mendidik buah hatinya. Pendidikan ini dilakukan agar anaknya memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar melalui penanaman disiplin dan nilai-nilai pendidikan sosial yang di terapkan dalam masyarakat, agama dan negara agar terbentuk pola kepribadian yang benar untuk sang anak. Oleh karena itu, peran orang tua sangat berpengaruh dalam hal memberikan pengawasan dan pengendalian perilaku anak sesuai dengan tata perilaku yang benar melalui pendekatan yang bisa di terima antara orang tua dan anak.
Baca juga artikel ini: contoh pidato pendidikan
Roucek dan Warren dalam bukunya yang berjudul “Sociology an Introduction” mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor psikologi, biologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu. Adapun faktor biologis meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak dan kelainan biologis lainnya. Faktor psikologisnya meliputi perasaan, keterampilan, unsur emosi, kemampuan belajar, keinginan, dan sebagainya. Sedangkan faktor sosiologis yang bisa mempengaruhi kepribadian individu bisa diperoleh dari proses sosialisasi anak sejak kecil.
Menurut Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi yang diperhitungkan di Indonesia dalam bukunya “Pengantar Antropologi I 1996” menyatakan kepribadian sebagai susunanyang terdiri dari unsur akal dan jiwa sehingga bisa menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Keseluruhan dari sistem belajar mengajar menjadi bentuk sosialisasi yang terdapat dalam keluarga yang disebut dengan sistem pendidikan keluarga. Sistem pendidikan keluarga bisa dilakukan melalui pola asuh yaitu suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Dalam mengasuh anak di keluarga sangatlah dipengaruhi oleh sistem nilai, norma dan juga adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat.
Baca juga artikel ini: Nilai dalam pendidikan karakter bangsa
Pada beranda Facebook banyak beredar postingan tentang soal ulangan anak SD. Dari beberapa orang bisa membagikannya tanpa ada penyeleksian content, sehingga hal ini perlu perhatian dan peringatan “Awasi anak-anak anda saat belajar”. Sehingga, ini dimaksudkan bahwa materi pelajaran atau ulangan yang dikerjakan anak-anak tidak selalu sehat dan benar. Oleh karena itu, pengawasan orang tua sangat penting bagi perkembangan anak.
Orang tua seharusnya menyisihkan waktunya untuk berada di dekat anaknya ketika belajar. Mendampingi anak ketika proses belajar dapat membuat hubungan orang tua dan anak menjadi lebih dekat serta menjadikan kepribadiannya lebih baik.
Mendampingi anak saat mengerjakan tugas adalah salah satu sistem pendidikan keluarga yang penting bagi orang tua dan anak. Adakalanya tugas tersebut tidak boleh dilalaikan oleh orang tua karena tugas mendidik anak adalah tugas bagi orang tua dan bukan tugas guru.
Anak-anak khususnya pada usia dini, saat belajar mereka tidak hanya sekedar membangun pengetahuan namun juga membangun konsep tentang segala sesuatu. Konsep merupakan sesuatu yang lebih besar dari pengetahuan. Meletakkan pemahaman sesuai pada tempatnya serta membantunya melewati setiap fase perkembangannya dengan lebih baik. Fase perkembangan ini bisa berupa perkembangan pola berfikirnya, pola mengelola emosinya, dan pola kecerdasan kinestetiknya. Setiap anak akan melaluinya sesuai dengan pola didik dalam keluarga masing-masing.
Di sekolah guru-guru harus berhadapan dengan 20-30 murid sakaligus dalam mengajar. Maka pendekatan yang dilakukan guru adalah massal. Guru tidak akan mengajar dengan mengenali muridnya satu per satu dan tidak akan memberi sentuhan personal pada setiap anak. Sentuhan personal ini sangat penting dilakukan saat anak belajar mengenal sesuatu. Dengan kata lain, peran orang tua sangat diperlukan untuk melakukan sentuhan personal ini dalam rumah.
Mendampingi anak-anak ketika belajar adalah cara untuk berkomunikasi dengan anak. Di situ orang tua dapat menyelami pertumbuhan pengetahuan, wawasan dan cara berpikir anak. Orang tua juga dapat mengarahkan dalam perkembangan hal tersebut.
Banyak orang tua yang terkejut dengan perkembangan anaknya secara tiba-tiba. Terkadang tiba-tiba dapat menemukan anak dalam keadaan berpikir atau berperilaku jauh dari perkiraannya. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak.
Mendampingi anak ketika belajar adalah sesuatu yang sangat penting bagi anak. Setiap malam setidaknya luangkan waktu 2 jam untuk mendampingi anak dalam belajar. Bisa juga dengan meningkatkan kualitas komunikasi dalam keluarga sepekan sekali. Membangun kedekatan antara orang tua dengan anak, belajar mengajaknya bediskusi agar mengetahui bagaimana pola berfikir anak, apa kegundahannya, bagaimana cara dia menyelesaikan masalah. Membangun komunikasi ini jarang sekali dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya, apalagi ketika mereka mulai beranjak dewasa. Dianggapnya, ketika anak sudah dewasa maka anak seharusnya sudah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Penilaian tersebut tidak sepenuhnya tepat, anak-anak tetaplah anak-anak yang masih butuh bimbingan orang tua. Hanya saja, mungkin cara membimbingnya butuh cara yang berbeda disesuaikan dengan usia dan cara berfikir mereka.
Mendidik anak berujung pada pembentukan kepribadian mereka. Pendekatan orang tua dan anak adalah kunci sukses mendidik anak-anak menjadi pribadi yang baik sesuai harapan orang tua. Pendekatan ini butuh usaha, waktu dan terutama butuh perhatian dan cinta yang tulus dari orang tua kepada anaknya. Agar pesan cinta yang diterima anak bisa sesuai dengan yang orang tua harapkan.